Nama Luna Maya memang sempat bertengger di puncak dunia hiburan. Hampir setiap hari, wajahnya muncul di layar kaca, entah menjadi host, bintang tamu, bermain sinetron, menyanyi, atau model iklan. Namun, kini mantan kekasih Ariel Noah itu seakan menepi dari hingar bingar dunia entertainment. Luna menyadari rotasi di dunia yang telah membesarkan namanya itu berlangsung sangat cepat. Kini, layar televisi pun lebih banyak dihiasi dengan artis pendatang baru. Meski saat ini masih menjalani syuting, namun Luna mengaku belum ada lagi yang menawarinya untuk bermain sinetron atau membawakan program di teve.
Jika pun kelak akan aktif kembali, Luna menjelaskan akan lebih selektif memilih tawaran pekerjaan. Terlebih jika sudah menyangkut jam syuting yang terlalu menyita waktu. Karena itulah, saat ini Luna memang ingin lebih fokus ke film yang jadwal syutingnya lebih jelas dan gampang mengatur waktunya dibandingkan dengan sinetron. Tapi di luar karir keartisannya, ternyata Luna menceritakan, sekarang banyak yang menawarinya kerja sama bisnis. Tawaran bisnis yang ia terima salah satunya kerja sama mendesain bulu mata palsu. Awalnya, Luna hanya diminta menjadi bintang iklan bulu mata palsu tersebut, tapi kemudian, setelah ngobrol dengan produsennya, terjadilah sebuah kontrak kerja sama, hingga akhirnya bulu mata palsu Luna Maya berhasil dilaunching.
Seperti pebisnis lainnya, Luna pun tertarik menggeluti desain bulu mata palsu ini, karena memang hobi memakai bulu mata palsu. Menurutnya, bulu mata palsu sangat menunjang untuk kegiatannya sehari-hari, baik untuk syuting maupun pemotretan. Untuk sehari-hari, Luna lebih menyukai bulu mata palsu yang terlihat natural dan model cat eye. Sementara untuk kebutuhan syuting atau foto, ia menyukai bulu mata palsu yang tebal. Menurut artis kelahiran Bali ini, bagian mata memang sangat sensitif. Didandani atau dipakaikan bulu mata palsu aneka jenis, langsung memancarkan kesan yang berbeda. Luna mencontohkan, misalnya ketika ia memakai bulu mata palsu yang ujungnya lebih tebal tapi luarnya lebih tipis, ini efeknya akan terlihat lebih memanjangkan mata, membuat mata ada kesan seksi dan terlihat lebih hidup.
Menggeluti bisnis yang berhubungan dengan mata, siapa yang mengira jika Luna sebelumnya sangat tidak percaya diri dengan matanya sendiri. Ia merasa bola matanya terlalu besar. Jadi, saat sedang bengong pun, banyak yang mengira ia sedang melotot. Seiring berjalan waktu, Luna pun sudah mahir memoles bagian matanya, entah dengan bulu mata palsu atau makeup. Hasilnya, kini mata belo luna justru banyak menuai pujian. Dari situ Luna sadar, ternyata apa yang ia rasa membuat kurang percaya diri, malah menurut orang lain bisa menjadi kelebihan yang kita punya. Motivasi itu mulai muncul dan membuat Luna semakin percaya diri.
Sebenarnya, bukan kali ini saja Luna menggeluti dunia bisnis. Sebelumnya, bintang film 30 Hari Mencari Cinta ini sudah lebih dulu membuka bisnis di bidang clothing line dan salon kecantikan yang juga terbilang sukses. Kendati demikian, bukan berarti Luna juga langsung terpikir untuk lepas dari dunia hiburan. Menurutnya, meski sudah jarang muncul dan lebih fokus mengembangkan lini bisnisnya, bukan menjadi alasan kuat bagi dirinya untuk meninggalkan dunia hiburan.
Luna merasa bisnis dan juga karir keartisan bisa berjalan beriringan dan saling mendukung. Luna mengaku, kadang ia masih suka kangen dengan syuting, tapi bisnis yang ia geluti sekarang juga butuh fokus, karena ada uang pribadi yang ia tanamkan di sini. Menurutnya, memang tidak mudah melakoni dua pekerjaan sekaligus dalam satu waktu. Karena itu, Luna menyadari harus pintar membagi waktu antara bisnis dan kariernya di dunia hiburan.
Luna juga tidak bisa memilih antara bisnis dan karier di dunia hiburan. Ia sudah merasa nyaman dengan dua bidang yang ia geluti itu. Menjadi artis mungkin sudah passion-nya. Luna senang menjalaninya. Sementara bisnis, seperti yang sudah ia jelaskan sebelumnya, harus fokus karena ia berinvestasi di sana. Ada sejumlah uang yang ia investasikan. Jadi, ia juga harus menguasainya, dan tahu segala permasalahannya. Bila untung, apa penyebabnya, dan kalau rugi juga salahnya di mana ? Jadi menurutnya, dalam bisnis pun ada unsur enak dan tidak enaknya juga.