Bagai gayung besambut ketika itu saya mengontak Pemerintah Desa Watu Duwur untuk mencarikan orang yang bisa mengantarkan pergi kesana, kebetul pihak Pemerintah Desa bersama pengurus KKM Tirta Mulya akan melaksanakan pemeliharaan jaringan pipa, dengan demikian saya berkesempatan untuk berjalan-jalan menyusuri perbukitan yang terjal dan penuh dengan halang rintang.
Untuk sampai di sumber air kita harus berjalan kaki, karena jalannya sangat terjal dan berbahaya. Kenaraan di letakkan diatas dan kita harus berjalan kaki sekitar 500 M ke bawah.
Sampai di sumber mata air, kita di suguhi air yang sangat jenih, mirip air minum qua. Sangking jernihnya saya sendiri sampai meminumnya.
Pendakian sempat terhenti karena sang penunjuk arah lupa jalannya. Setelah sekian lama muter-muter akhirnya jalannya ketemu.
Sayangnya perjalan saya tidak sampai puncak gunung yang berada diatas balai desa, dikarenakan jembatan penyebrangannya hanyut, ada pohon tumbang dan waktu yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan pendakian. Sehingga kami terpaksa harus pulang. Kecewa jelas, namun seikit terobati karenna saya sudah mendapat beberapa pemanangan yang luar biasa seperti air terjun, goa dan yang paling penting jaringan pipa dapat di perbaiki sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih dapat memanfaatkannya, disitu ada kepuasan tersendiri.
Tapi, sebagai bolang yang ulung, entah suatu saat kapan, saya harus bisa menginjakan kaki saya diatas bukit tinggi diatas balai desa Watu Duwur itu.