🔔 Aktifkan notifikasi disini Google News

Rendra; Potret Pembangunan dalam Puisi

Bagas Arie

Puisi Potret Pembangunan dalam Puisi ini di tulis sekitar tahun 1974, saat terjadi peristiwa Malari (malapetaka 15 Januari). Kemudian kumpulan sajak ini diberi pengantar Rendra dengan mengutip salah satu bagian dari puisinya:

Aku mendengar suara
jerit hewan yang terluka. 

Ada orang memanah rembulan
Ada anak burung terjatuh di sarangnya. 

Orang-orang harus dibangunkan
Kesaksian harus diberikan
Agar kehidupan bisa terjaga 

Rendra, Yogya, 1974

Sedikit mengulas mengenai puisi Potret Pembangunan dalam Puisi terdiri atas 25 sajak. Sebagian besar sajak-sajak dalam puisi ini berisi protes terhadap dunia pendidikan. Kritik ini diberikan terutama karena pendidikan tidak menjawab tuntutan pembangunan sehingga juga tidak menjawab masalah ketenagakerjaan.

Kemudian menyusul kritik sosial terhadap ketidak adilan yang nampak baik dalam bidang sosial maupun dalam bidang ekonomi. Ketidakadilan itu juga tercermin pada kesenjangan yang menyolok antara si kaya dengan si miskin. Ketidakadilan itulah yang menyebabkan penyair seolah mendengar “jerit hewan yang terluka“.

Hal lain yang merupakan ulangan dari tema-tema yang pernah dikemukakan ialah kritik Rendra terhadap ketidaktulusan para pelayan masyarakat. Pemimpin-pemimpin kurang memiliki ketulusan hati dalam melayani masyarakat. Juga dikemukakan kemunafikan dan moralitas.

Masalah pendidikan dengan ekonomi erat hubungannya dengan masalah urbanisasi dan pengangguran. Disamping itu juga berkaitan dengan sistem ekonomi yang berlaku pada saat itu. Masalah-masalah tersebut juga tidak luput dari perhatian Rendra. Dapat dikatakan bahwa PPDP (Potret Pembangunan dalam Puisi) menjangkau bidang lingkup yang lebih luas dari pada puisi-puisinya terdahulu.
Tak hanya itu saja, masalah lain yang juga mendapat perhatian penyair ialah: anak muda yang tanpa harapan masa depan, orang tua tersia dan kesepian, cinta, pengorbanan yang sia-sia, cinta yang total, demokrasi yang hanya merupakan impian, orang miskin dan sebgainya.

Itulah selayang pandang tentang Potret Pembangunan dalam Puisi, dan segera saya akan membuatkan analisis dari tema puisi tersebut. Em.. mungkin bukan analisisnya ya, tapi membahas lebih dalam lagi tema-tema dari Potret Pembangunan dalam Puisi.

Mau donasi lewat mana?

BCA - Rizky Kharisma Negari (0097107746)

Merasa terbantu dengan artikel ini? Ayo dukung dengan memberikan DONASI. Tekan tombol merah.

Post a Comment

Popular Emoji: 😊😁😅🤣🤩🥰😘😜😔😥😪😭😱🤭😇🤲🙏👈👉👆👇👌👍❤🤦‍♂️❌✅⭐
Centang Beri Tahu Saya untuk mendapatkan notifikasi ketika komentar kamu sudah di jawab.
Parse:

Gambar Quote Pre Kode


  • Home


  • Follow


  • MENU


  • Share


  • Comment
Cookie Consent
Kami menyajikan cookie di situs ini untuk menganalisis lalu lintas, mengingat preferensi Anda, dan mengoptimalkan pengalaman Anda.
Oops!
Sepertinya ada yang salah dengan koneksi internet Anda. Harap sambungkan ke internet dan mulai menjelajah lagi.
AdBlock Detected!
Kakak pakai plugin pemblokir iklan ya? Tolong kecualikan website ini dalam pemblokiran ya. Karena kami butuh penghasilan dari iklan untuk terus mengelola website ini agar bisa update artikel bermanfaat. Makasih ya 😊
Site is Blocked
Sorry! This site is not available in your country.