Selamat Siang sahabat rizky blog , berjumpa lagi di blog yang sama dalam kesempatan kali ini admin akan sedikit bercerita tentang Seputar Pengetahuan Tentang Ghaib Secara Singkat.
Di dalam metoe pembelajaran di Madrasah, para siswa sudah diajarkan tentang perkara-perkara tentang ghaib. Perkara ghaib itu termasuk bagian dari Aqidah.
Oleh karenanya, perlu ditanamkan sejak dini. Di tingkat Madrasah Ibtidaiyah diajarkan tentang 6 rukun iman, tingkat Madrasah Tsanawiyah diajarkan tentang makhluk ghaib selain malaikat dan peristiwa-peristiwa di alam ghaib. Sedangkan di tingkat Madrasah Aliyah diajarkan tentang prinsip-prinsip akidah dan metode peningkatannya.
Mempelajari dan juga mengajarkan hal yang ghaib bukan hal yang sangat mudah. Mengapa demikian? ya karena panca indera tidak mampu menjangkaunya.
Oleh sebab itu, bukan lagi panca indera yang dibutuhkan untuk memahami akan tetapi hati dan pikiran dimana didalamnya bersemayam akal dan keyakinan. Bisa jadi juga, dengan penjelasan yang memadai akal dapat menerimanya. Namun juga sebaliknya, jika penjelasan tidak memadai justru akan menimbulkan kebingungan dan perdebatan.
Ibnu Faris mendefinisikan kata ghoib secara bahasa sebagai berikut ini:
الغيب : كل ما غاب واستتر عن العيون سواء كان حسيا او معنويا
“segala sesuatu yang tidak terlihat kasap mata dan tertutup dari mata baik secara rasa maupun maknawi”
Pengertian ghoib dalam konteks syari’at islam dapat ditemukan dalam beberapa pendapat para ulama, terutama yang terkait dengan penafsiran kata ghoib yang terdapat dalam kitab suci al-Qur’an Nuzul Karim. Contohnya sebagai berikut ini:
الذين يؤمنون بالغيب
Para ulama, menafsirkan “al-ghoib” dalam kalimat di atas sebagai berikut ini:
Ibnu ‘Abbas: al-ghoib, yaitu
- 1) surga, neraka, siroth, mizan, al-ba’ts, al-hisab.
- 2) Al-Qur’an Nuzul Karim
- 3) Allah subhanau wa ta’alaa
Ibnu Mas’ud: al-ghoib, yaitu
- apa saya yang tersembunyi dari pandangan para manusia menyangkut surga, neraka dan apa saja yang Allah sebutkan di dalam al-Qur’an Nuzul Karim.
Mujahid: يؤمنون بالغيب yaitu
- iman kepada Allah SWT;
Zaid bin Aslam: al-ghoib yaitu
- takdir
Demikianlah para tokoh ulama memahami dan menafsirkan kata ghoib yang terdapat dalam al-Qur’an Nuzul Karim.
Pembagian Ghaib
Ghoib dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Ghoib Mutlak
Ghoib Mutlak adalah berkaitan dengan Allah SWT, dan tidak berkaitan dengan lainnya. Hanya Allah SWT sajalah yang mengetahuinya.
Dalil yang dijadikan sebagai dasar ghoib mutlak antara lain sebagai berikut ini;
surat an-Naml: 65
قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْن
“Katakanlah wahai (Muhammad), “Tidak ada sesuatupun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang ghoib, kecuali Allah SWT. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan kembali”
surat Lukman: 34
اِنَّ اللّٰهَ عِنْدَهٗ عِلْمُ السَّاعَةِۚ وَيُنَزِّلُ الْغَيْثَۚ وَيَعْلَمُ مَا فِى الْاَرْحَامِۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌ مَّاذَا تَكْسِبُ غَدًاۗ وَمَا تَدْرِيْ نَفْسٌۢ بِاَيِّ اَرْضٍ تَمُوْتُۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Sesungguhnya hanya di sisi Allah SWT ilmu tentang hari Kiamat dan Dia juga yang menurunkan hujan, dan mengetahui apa yang ada dalam rahim. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui (dengan pasti) apa yang akan dikerjakannya esok harinya. Dan tidak ada seorang pun yang dapat mengetahui isi di bumi mana dia akan mati. Sesungguhnya, Allah SWT Maha Mengetahui, Maha Mengenal”
2. Ghoib Nisbi
Ghoib Nisbi adalah perkara ghoib yang dimungkinkan makhluk dapat mengetahuinya, namun tidak secara terperinci. Disebut sebagai ghoib nisbi karena dinisbatkan pengetahuannya menyaksikan hal-hal yang ghoib.
Sedangkan pada dalil yang dijadikan sebagai dasar ghoib nisbi yaitu pada surat Ali Imran: 44
ذٰلِكَ مِنْ اَنْۢبَاۤءِ الْغَيْبِ نُوْحِيْهِ اِلَيْكَ ۗوَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ اِذْ يُلْقُوْنَ اَقْلَامَهُمْ اَيُّهُمْ يَكْفُلُ مَرْيَمَۖ وَمَا كُنْتَ لَدَيْهِمْ اِذْ يَخْتَصِمُوْنَ
“Itulah sebagian dari cerita-cerita ghaib yang Kami wahyukan kepadamu wahai (Muhammad), padahal engkau tidak bersama mereka ketika mereka melemparkan pena mereka (untuk mengundi) siapa di antara mereka yang akan memelihara Maryam. Dan engkau pun tidak bersama mereka ketika mereka bertengkar”
Dalam sebuah rubrik tanya jawab dengan nama “mafahim” dengan narasumber Syeikh Ali Jum’ah, beliau secara rinci menjelaskan secara detail tentang ghoib. Menurutnya ghoib dibagi menjadi tiga, yaitu ghoib nisbi, ghoib muthlaq dan ghoib al-ghoib.
1. Ghoib Nisbi
Sesuai dengan karateristik di alamnya. Kita semua bisa melihat sesuatu dan bekas sesuatu, seperti listrik dan cahaya. Listri ada tetapi tidak bisa kita lihat. Yang bisa kita lihat adalah bekasnya yaitu cahaya. Contoh lainnya yaitu akal. Indra manusia terbatas, maka apa yang tidak bisa dilihat atau diketahui oleh indera kita.
2. Ghoib Muthlaq
Manusia tidak dapat melihat gaib tapi makhluk lain dapat melihatnya. Seperti arsy, surga dan neraka, malaikat dapat melihatnya, tapi manusia tidak samasekali.
3. Ghoib al-Ghaib
Yaitu Allah SWT. Dzat Allah SWT tidak dapat diketahui baik oleh para Nabi rasul, para malaikat dan makhluk ghaib lainnya.
Sanad
Al-Fairuzzabadi, Abu Thahir Muhammad bin Ya’qub. (tt). Tanwir al-Miqbas min Tafsir Ibn ‘Abbas. Jakarta: Dar al-Kutub al-‘Arabiyah.
Al-Ghaniman, Ahmad bin ‘Abdillah. (). ‘Ilm al-Ghoib fi asy-Syari’ah al-Islamiyah. Madinah: Maktabah al-‘Ulum wa al-Hikam.
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan, semoga bermanfaat.
Terima kasih sudah berkunjung, apabila artikel “Seputar Pengetahuan Tentang Ghaib Secara Singkat” ini bermanfaat, Dibantu SHARE kepada teman-teman yang lain.